Bila anda
melewati jalan-jalan di Jerusalem, anda akan heran
mendengar ada banyak bahasa yang dipakai dan melihat
aneka warna dan kebiasaan orang-orang
yang sedang berjalan; baik orang-orang Yahudi yang sekuler dan religius, pendatang
baru, dan modern maupun orang-orangArab yang masih tradisional. Semua ini membentuk sebuah
lukisan mosaik yang indah penduduk Tanah Suci. Pada halaman ini, disajikan
sebuah gambaran singkat tentang kelompok-kelompok etnis yang
paling umum ditemukan di Tanah Suci
dewasa ini.
Kebanyakan orang Arab di Tanah
Suci tinggal di Tepi Barat
dan Jalur Gaza. Mereka dikenal sebagai orang Palestina,
ada dua juta orang bermukim
di wilayah Tepi Barat dan
satu juta di Jalur Gaza.
Lebih dari 95 % orang Palestina di Tepi
Barat dan Jalur Gaza beragama Islam, kurang
dari 5 % beragama Kristen.
Di Israel orang Arab merupakan kelompok minoritas dengan jumlah 1.3 juta orang. Kebanyakan dari mereka beragama
Islam (1.1 Juta) dan sebagian kecil beragama Kristen (200.000). Orang
Arab datang ke Tanah Suci pada
masa penaklukkan Tanah Suci oleh
Arab pada tahun 638 M, walaupun sebagian di antaranya merupakan
keturunan dari penduduk asli wilayah
ini pada jaman lampau yang kemudian menerima bahasa Arab.
Pada mulanya
mereka berasal dari wilayah sekitar
Laut Kaspia ( di selatan
Rusia / sebelah utara Turki), mereka
adalah yang pertama di dunia sebagai
sebuah bangsa yang menerima agama
Kristen pada tahun 301 M.
Raja mereka menerima baptisan dan seluruh
bangsanya mengikutinya.
Ketika Ratu Helena dari Roma menjadi Kristen pada tahun 318 M dan agama Kristen menjadi agama resmi di seluruh Kekaisaran
Romawi, kaisar-kaisar
Kristen di Roma menemukan bahwa Bangsa Armenia
merupakan sekutu yang setia. Dan memang
banyak orang Armenia
yang bertugas dalam Angkatan Perang Romawi dan datang
ke Yerusalem dan kehadiran mereka
di Tanah Suci terus berlanjut
sejak saat itu.
Pada masa Perang Dunia
Pertama, bangsa Armenia
menjadi korban pembasmian etnis yang luar biasa. Lebih dari satu juta
orang Armenia
dibunuh secara sistematis oleh bangsa Turki.
Banyak orang Armenia
sekarang ini tinggal di wilayah
Armenia dalam Kota Tua
Yerusalem. Pusat kerohanian
mereka adalah Katedral Santo Yakobus.
Mereka berasal
dari wilayah Kaukasus, yang kemungkinan besar mereka dibawa oleh
bangsa Turki untuk bertugas dalam ketentaraan Turki pada tahun
1830 dan sejak itu mereka menetap
di sini. Mereka beragama Islam dan
berbicara bahasa Arab.
Mereka berusaha untuk mempertahankan tradisi dan bahasa asli
mereka. Di Israel ada
dua komunitas Kaukasia, yaitu Kafer Qama di
Galilea Bawah dan Rehaniye di
Galilea Atas.
Mereka adalah keturunan dari suku Yehuda
yang tinggal di kerajaan Yehuda dan merupakan satu-satunya
suku yang selamat dari penaklukkan oleh bangsa Asyur.
Sepuluh suku yang lainnya yang tinggal di kerajaan utara
Israel dibawa ke pembuangan pada tahun 721 SM. Kohen (golongan imam) dan orang Lewi yang berasal dari suku
Lewi tidak mendapatkan pembagian wilayah di tanah
suci.
Sebagian besar dari orang
Yahudi terdiri dari para immigran
dan keturunannya. Para immigran
Yahudi telah datang sejak mulainya
gerakan Zionist pada tahun 1882 dan immigrasi terus berlansung tanpa hentinnya hingga hari ini. Dari antara 450.000 penduduk
di Palestina pada tahun 1882, sekitar 24.000 adalah orang Yahudi. Pada tahun 2004 penduduk Yahudi merupakan mayoritas, 5.4 juta bermukim di Israel dan 200.000 tinggal di Tepi Barat.
Orang Yahudi dewasa ini
terdiri dari tiga golongan utama.
Golongan
Ashkenazi: Mencakup semua
orang Yahudi dari Eropa Tengah
dan Timur, hampir semua Yahudi
dari Eropa Barat, dan orang
Yahudi dari Amerika, Afrika Selatan dan Australia.
Golongan Shepardim: Golongan dari Timur;
diikuti oleh komunitas-komunitas Yahudi dari wilayah Laut
Tengah dan Timur Tengah dan
Timur Jauh.
Golongan Sabra: mereka adalah orang Yahudi
yang keturunannya sejak dulu tinggal di
tanah Israel.
Mereka merupakan keturunan
dari suku Jusuf. Mayoritas dari mereka dikirim ke pembuangan
pada tahun 721 SM pada masa penaklukkan
oleh Kerajaan Asyur. Yang tidak
dibuang melakukan kawin mawin dengan
orang-orang Asyur yang sengaja didatangkan untuk menduduki wilayah Samaria. Karena keretakan
mereka dari suku Yehuda terjadi
lama sebelum Alkitab ditulis
secara lengkap, mereka hanya mengakui
Pentateuk atau kelima kitab pertama
Musa. Mereka memberi penekanan khusus pada bagian-bagian
Alkitab tertentu yang menunjuk pada kesucian
Gunung Gerizim, yang terletak dekat Sikhem, sebagai tempat bait Allah yang sesungguhnya.
Pada tahun 1995 orang Samaria hanya ada 572 jiwa, menjadikan
mereka sebagai agama yang terkecil pemeluknya dan salah satu
dari kelompok genetik yang tertua di dunia. Pada
jaman Yesus mereka berjumlah sekitar 300.000 orang tetapi berkurang hingga tinggal 64 orang, setelah terjadi gempa bumi
dan wabah pada thaun 1927. Dewasa ini lebih
dari setengah orang Samaria tinggal di Nablus dan
sisanya di kota Holon. Akan tetapi
pusat kebudayaan mereka adalah Nablus di mana imam agung mereka memimpin
upacara kurban.