GEREJA-GEREJA LOKAL
Salah satu hal yang paling menonjol di Tanahsuci yang dijumpai para peziarah dalam
kunjungan-kunjungan mereka adalah banyaknya denominasi gereja. Gereja-gereja ini memiliki akar yang kuat di Tanahsuci dengan
sejarah yang panjang sejak awal Kekristenan. Kebanyakan
orang Kristen di Tanahsuci adalah orang-orang Arab, kecuali orang Armenia.
Akan tetapi sedikit sekali pendatang yang mengenali kenyataan
ini karena kebanyakan orang beranggapan bahwa semua orang Arab pasti beragama
Islam. Memang benar bahwa mayoritas orang Arab
beragama Islam, tetapi ada juga minoritas orang Arab yang beragama Kristen.
Karena itu orang Kristen yang dijumpai di Tanahsuci
kemungkinan besar adalah orang Arab. Bahkan yang lebih menarik lagi,
orang-orang Arab
Kristen telah memeluk agama Kristen sejak sebelum lahirnya Nabi Muhammad dan
berkembangnya agama Islam, dan mereka memakai bahasa Arab di gereja mereka. Di semenanjung Arab juga ada suku-suku Arab Kristen tetapi
kebanyakan orang Arab yang tinggal di Tanahsuci dewasa ini adalah penduduk asli
daerah-daerah yang dulu ditaklukkan oleh bangsa Arab. Dengan
berjalannya waktu mereka mengadopsi bahasa dan kebudayaan Arab, misalnya
seperti orang Maronit dan orang Siria.
Jumlah orang Arab Kristen di Tanahsuci
semakin berkurang karena emigrasi yang disebabkan oleh keadaan politik yang
tidak stabil di kawasan ini. Perlu diketahui angka kelahiran di
keluarga-keluarga Kristen adalah rendah bila dibandingkan dengan keluarga
Yahudi Ortodoks dan
Islam. Di samping itu di Israel
penyebaran agama dianggap sebagai suatu pelanggaran hukum.
Gereja Katolik Yunani atau Melkit:
Kata Melkit dalam bahasa Arab
artinya raja atau kaisar, dan nama inilah yang diberikan kepada semua gereja
yang menerima ajaran-ajaran Konsili Kalcedonia yang diadakan pada tahun 451 M.
Hal ini dipertahankan oleh Raja dan gereja-gereja ini juga disebut gereja
Ortodoks atau Byzantin.
Setelah terjadi perpecahan dalam gereja pada tahun 1054
menjadi gereja barat “Roma” dan gereja
timur “Konstantinopel”, gereja barat kemudian diberi nama
Katolik dan gereja timur bernama Ortodoks.
Pada abad ke-16 dan 17 perpecahan mulai
terjadi di antara sebagian orang Kristen Ortodoks di timur, khususnya di
Patriarkhi Antiokia, di mana mereka memisahkan diri dari Gereja Ortodoks dan
bersatu dengan gereja Roma. Hal ini terjadi karena
adanya misi-misi Katolik ke timur dan pengaruh Perancis sebagai “Pelindung
Gereja Katolik”. Hal ini juga dipengaruhi oleh
dekatnya dengan Gereja Maronit Katolik dan pentingnya kontrol Yunani atas
institusi gereja ketika sebagian besar umatnya terdiri dari orang Arab di
Antiokia. Mereka tidak berani memisahkan diri secara
terbuka karena Gereja Ortodoks menjadi gereja resmi di Kekaisaran Turki dan
telah menikmati dukungan dari penguasa Turki.
Akan tetapi pada tahun 1772 Uskup Ortodoks Damaskus
“Seraphin Tanas” memisahkan diri dari gereja Ortodoks dan bergabug dengan
Gereja Roma, dengan syarat dalam persatuan itu mereka tetap memakai liturgi
Ortodoks. Dengan menamakan diri Melkit juga berarti mereka
dikenal sebagai Ortodoks Yunani. Pada tahun 1838
Patriark Maxsimus Mazlum dari gereja Melkit mendapat gelar Patriark Antiokia,
Yerusalem, dan Aleksandria.
Sekarang Patriark Melkit berkedudukan di
Damaskus.
Gereja-gereja Ortodoks
Pada tahun 330 M Kaisar Konstantin mendirikan sebuah kota baru di Byzantin dan
memberinya nama baru, Konstantinopel atau Roma baru. Kota ini menjadi
tempat kedudukan Patriark pertama di timur, pusat banyak sarjana Kristen dan
tempat lahirnya liturgi Byzantin. Setelah Konstantinopel menjadi tempat
kedudukan Patriark Antiokia dan Aleksandria, Konsili Kalcedonia pada tahun 451
M juga mengangkat Yerusalem menjadi tempat kedudukan seorang Patriark.
Gereja-gereja di timur lebih banyak
dipengaruhi oleh peradaban Hellenistik, yang berbeda dengan Roma dan setelah
perpecahan Kekaisaran Byzantin, Konstantinopel menjadi ibukota wilayah bagian
timur. Perbedaan antara Gereja timur dan barat terus
berkembang dan pada pertengahan abad 9 perbedaan ini mencapai puncaknya.
Perpecahan dapat dihindarkan sampai tahun 1054 M ketika, di bawah pimpinan
Patriark Cerularios, gereja memisahkan diri dari Roma dan kemudian diikuti oleh
patriark-patriark timur lainnya.
Agama Kristen masuk Rusia pada abad ke-10 melalui dua
misionaris, Kyrillos dan Methodios, yang berhasil menyebarkan agama ini di
antara bangsa-bangsa Slav. Ketika Pangeran dari Kiev, “Vladimir”, menerima
agama Kristen, kota itu menjadi pusat gereja Rusia, yang bertanggung jawab
kepada Patriark Konstantinopel hingga 1589 M, ketika seorang Patriark melepaskan
diri dan memindahkan kedudukannya ke Moskow.
Di akhir abad 19 munculnya nasionalisme dan merdekanya
banyak negara di Eropah juga menyebabkan munculnya gereja-gereja yang berdiri
sendiri seperti Yunani pada tahun 1833, Polandia tahun 1924, Finlandia tahun
1926, Cekoslovakia tahun 1951, Belgrad tahun 1953, dan Makedonia tahun 1967. Semua gereja Ortodoks ini menjadi gereja yang berdiri sendiri
meskipun mereka tetap memakai liturgi Byzantin dan semuanya mengakui Patriark
Konstantinopel sebagai yang pertama di antara semua yang sejajar sebagai gelar
kehormatan.
Santo Petrus meninggalkan Antiokia menuju Roma dan menjadi
Uskup Roma yang pertama di mana dia wafat sebagai martir. Pada
abad 4 Kaisar Konstantin mendirikan Basilika St. Petrus di atas makamnya.
Roma merupakan salah satu dari tiga patriarkhi di seluruh
dunia Kristen, bersama dengan Antiokia dan Aleksandria. Pada abad 4 Kaisar Konstantin mendirikan Konstantinopel yang
menjadi Patriakhi keempat. Roma adalah patriarkhi
dunia barat sementara yang lainnya untuk wilayah timur. Ketiga
patriarkhi yang terakhir ini berbeda dari Roma karena kebudayaan Hellenistiknya
dan perpecahan antara timur dan barat menjadi semakin besar hingga akhirnya
menjadi permanen pada tahun 1054 M. Mereka kemudian benar-benar menjadi dua
gereja yang berbeda total dengan satu
ikatan bersama, yaitu ajaran-ajaran yang telah ditetapkan oleh Konsili-konsili
pertama gereja.
Gereja barat
kemudian disebut Gereja Katolik Roma sementara gereja timur disebut Gereja
Ortodoks. Kepala Gereja Katolik Roma adalah Paus.
Umat Katolik percaya bahwa Paus adalah pengganti Santo Petrus, Paus Pertama,
dan adalah penerus Yesus di dunia, yang memperoleh jabatan ini dari Yesus
sendiri (Yoh 21, Mat 16). Paus berkedudukan di Vatikan Roma,
yang dianggap sebagai pusat kerohanian dan administrative bagi semua umat
Katolik di seluruh dunia.
Gereja Katolik Roma di Tanahsuci:
Tanhsuci dianggap
sebagai sebuah keuskupan agung dalam Gereja Katolik Roma dan Uskup Agung untuk
Tanahsuci memiliki gelar Patriark. Ia tinggal
di Patriarkhi Latin di kawasan Kristen di Yerusalem kota
tua. Di samping Patriark ada pula delegatus apostolik yang mengurusi institusi-institusi dan
badan-badan Vatikan di Tanahsuci. Ia tinggal di Bukit
Zaitun di Yerusalem Timur.
Pada awal abad 4 seorang pemuda Siria bernama Fromnsios, dengan hampir
tenggelam tiba di pantai Etiopia. Begitu tiba ia mulai
menyebarkan injil, dengan demikian mulailah Gereka Kristen Etiopia dan ia
mendapat gelar “abuna” dari Partiark Alexandria. Sejak itu
agama Kristen berkembang di Etiopia sebagai agama negeri itu.
Pada abad 6 sembilan orang biarawan
Kristen dari Siria tiba di Etiopia (sekarang dikenal sebagai sembilan santo)
mengajarkan doktrin tentang satu kodrat pada Yesus. Melalui
ajaran ini bergabunglah gereja Etiopia dengan gereja-gereja monofisit, yang
menolak ajaran-ajaran Konsili Kalcedonia.
Tradisi Etiopia menganggap raja Etiopia
sebagai penerus Raja Salomo dan penjaga gereja Etiopia selama berabad-abad.
Raja yang terakhir dari dinasti ini adalah Kaisar Hiasilasi
(1930-1974), yang menjadikan gereja Etiopia sebagai sebuah patriarki yang
berdiri sendiri lepas dari Patriarki Aleksandria.
Gereja Armenia:
Menurut tradisi agama Kristen dimulai di Armenia oleh dua
rasul Yesus, Bartolomeus dan Tadeus, tetapi santo pelindung Gereja Armenia
adalah St Gregorius, yang membaptiskan Raja Armenia dan seluruh bangsa
bersamanya, menjadikan Armenia sebagai bangsa pertama yang menerima agama
Kristen.
Pada abad 5 gereja Armenia
menolak ajaran-ajaran Konsili Kalcedonia, dan bergabung dengan gereja-gereja
monofisit. Kaisar-kaisar Byzantin berusaha menarik
mereka kembali kepada ajaran-ajaran Kalcedonia tetapi tidak berhasil.
Pada abad 12
gereja Armenia bergabung dengan Pejuang Salib dan beberapa patriarknya
menunjukkan loyalitas kepada Paus. Akan tetapi hal ini
tak berlangsung lama. Upaya yang dilakukan oleh
misionaris Katolik, dari Ordo Dominikan dan Yesuit akhirnya berhasil mendirikan
Gereja Katolik Armenia pada tahun 1742.
Gereja Armenia berdiri
sendiri dengan empat Patriark, satu di Ashmiadzin sejak 1441, yang kedua di
Silisia (sekarang Turki) tetapi tahta sucinya di Lebanon Antalias, ketiga di
Yerusalem sejak 1311 ketika patriark Yerusalem memegang gelar kehormatan “Yang
Mempertahankan Tanahsuci”dan yang
keempat di Konstantinopel sejak 1461. Patriark Katolik Armenia
berkedudukan di
Beirut.
Sejarah kekristenan di Mesir bermula
dari jaman para rasul. Dipercayai bahwa Markus
Pengarang Injil menyebarkan iman Kristen ke Aleksandria di mana dia wafat
sebagai martir pada tahun 68 M. Kitab Suci diterjemahkan ke dalam bahasa Koptik
pada abad kedua. Pada abad 3 Gereja Koptik mengalami
penderitaan berat karena penganiayaan oleh Kaisar Romawi Dioklisianos. Periode ini dikenal sebagai periode para martir dan kalender Koptik
dimulai pada masa ini. Periode ini juga menyaksikan
lahirnya monastisisme, dengan tokoh-tokoh seperti St Antonius dan Bakhomious,
pionir hidup membiara.
Patriark Koptik adalah yang pertama didirikan di Timur dan terkemuka dalam
menyebarkan iman Kristen. Pada tahun 451 M Gereja Koptik
menolak ajaran-ajaran Kalcedonia. Dewasa ini Gereja
Koptik masih berdiri sendiri tetapi menerima ajaran-ajaran Kalcedonia. Patriarknya berkedudukan di Aleksandria dan gelarnya adalah Paus
Koptik.
Gereja kuno Antiokia memisahkan diri
dari aliran utama Byzantin karena mereka menolak keputusan-keputusan teologi
Konsili Kalcedonia tahun 451. Akibatnya mereka
mengalami penganiayaan berat sebagai monofisit bidaah oleh kaisar-kaisar
Byzantin. Pada abad 7 sebagai akibat permusuhan mereka
dengan Byzantin, mereka membantu orang-orang Arab menginvansi Siria.
Pada abad 16 sebagian orang Siria
dipengaruhi oleh para misionaris Katolik. Pada tahun
1781 hal ini menyebabkan berdirinya Patriarkhi Katolik yang bergabung dengan
Roma. Akan tetapi kebanyakan orang Siria tergabung dalam Gereja Siria
yang beridiri sendiri dan Patriark Siria
berkedudukan di ibukota Siria, Damaskus.
Merupakan gereja yang terbesar di Lebanon dewasa ini,
Gereja Maronit mengambil namanya dari St Maron, seorang rahib yang hidup di
pegunungan Siria sekitar tahun 400 M. Para pengikutnya mendirikan sebuah biara
yang menjadi pusat gereja Maronit.
Gereja Maronit menerima ketetapan-ketetapan teologi Konsili
Kalcedonia dan bahkan mengalami penganiayaan karena mempertahankan
ajaran-ajaran itu. Karena penganiayaan yang mereka alami selama berabad-abad
orang Maronit sedidkit demi sedikit terpaksa pindah dari daerah perbukitan yang
rendah ke pegunungan Lebanon, di mana mereka dapat mempertahankan diri dari
musuh. Pada Abad 7 pemimpin Maronit John Maron mendirikan Patriarkhi dan
menjadi Patriark Maronit pertama.
Pada jaman Pejuang Salib orang Maronit bersekutu dengan
para Pejuang Salib dan mereka bergabung dengan Roma. Pada tahun 1584 Institut
Maronit didirikan di Roma, di sana banyak imam dan uskup belajar teologi.
Semenjak tahun 1790 Patriark Maronit memilih Bkerke sebagai
tempat kedudukannya.
Nama”Anglikan” artinya “Inggris”, tetapi Gereja Anglikan
ada di seluruh dunia. Gereja ini mulai pada abad 6 di Inggris, ketika Paus
Gregorius Agung mengirim St Agustinus ke Britania untuk membawakan suksesi
apostolik yang lebih patuh kepada umat Kristen Keltik. Gereja Anglikan
berkembang pada awalnya sebagai bagian dari Gereja Roma.
Pada awal abad 16 muncul banyak ketidakpuasan dengan
Gereja Roma. 95 tesis Martin Luther yang terkenal itu ditempelkan pada pintu
gereja di Wittenburg pada tahun 1517, dan berita tentang tantangan ini tentu
saja telah sampai ke Inggris ketika, duapuluh tahun kemudian, cabang gereja
Anglikan secara resmi menolak otoritas Gereja Roma. Raja Henry VIII membubarkan
biara-biara pada tahun 1536.
Buku Doa Umum bahasa Inggris tahun 1662 menjadi dasar
utama untuk kebanyakan liturgi Anglikan di seluruh dunia. Sementara beberapa
negara memiliki buku doanya sendiri, semuanya banyak mengambil dari tradisi
Inggris yang berakar pada karya asli Cranmer sang pengarang buku tsb.
Berkaitan dengan Tanahsuci Gereka Episkopal Yerusalem dan
Timur Tengah didirikan pada abad 19 melalui gerakan misi. Sampai akhir abad 19
gereja ini berada dibawa satu keuskupan dengan Gereja Lutheran Evangelis, dan
setelah itu Inggris terus mendukung Gereja Anglikan secara terpisah. Sekarang
ini Gereja Anglikan memiliki seorang uskup berkebangsaan Arab dan banyak
sekolah lokal dan badan pelayanan sosial. Katedral Anglikan St Yakobus di
Yerusalem umatnya terdiri dari orang Arab dan expatriat yang bekerja erat
bersama. Kebaktian diadakan dalam bahasa Inggris maupun Arab.